![]() |
Kampanye PIM |
Hiruk
pikuk politik kampus akhir-akhir ini bagai tenggelam ditelan lautan. Semua
seolah tidak ada bekasnya. Apakah politik kampus bersistem Student Government
(SG) hanya tinggal kenangan???
Mahasiswa baru banyak
yang bertanya-tanya, apakah sebenarnya BEM Universitas ada atau tidak???
mengapa yang muncul pada saat Orientasi Akademik dan Keorganisasian (OAK) hanya
BEM Fakultas dan jurusan saja???
Pertanyaan itu yang
sering didengar di kalangan mahasiswa baru.
Apa sebenarnya yang
sedang terjadi pada sistem politik kampus sekarang ini???
Dari pendapat beberapa
mahasiswa yang terlibat dalam politik kampus UIN, sebenarnya mereka sangat
mendukung berlangsungnya Student Government (SG), mereka menilai bahwa
satu-satunya sistem demokrasi yang dapat diterapkan adalah SG, karena SG
merupakan sebuah sistem kepemimpinan miniatur pemerintahan yang kedaulatannya
berada ditangan mahasiswa.
Mereka tidak diam
dengan ketidakjelasan politik kampus pada saat ini, petinggi organisasi yang
ada di UIN, baik BEM maupun petinggi partai di UIN seperti PARMA, PIM, BUNGA,
dan lain-lain telah melaksanakan workshop untuk membahas masalah undang-undang
terkait sistem politik kampus di UIN. “Sebenarnya kami telah melaksanakan
workshop untuk membahas sistem politik
kampus sekarang ini, kamipun sudah mengajukannya pada rektorat. Partai PIM 100%
mendukung SG, SG adalah harga mati!.” Tutur Ahmad Tabrizi selaku Bapilu PIM.
“PARMA sangat mendukung
kedaulatan mahasiswa, yang berarti bahwa kami sangat mendukung adanya SG,
sebenarnya kami telah melaksanakan workshop bersama, untuk membahas sistem ini
dan mengajukannya kepada rektorat dan DIKTI, Berkaitan dengan keputusan
rektorat untuk merubah sistem kampus dari SG menjadi Senat sudah di cabut
kembali, karena tidak adanya kesamaan persepsi antara rektorat dan mahasiswa.”
tutur Iman Lesmana selaku ketua umum partai PARMA. “Sekarang tinggal menunggu
keputusan dari DIKTI untuk meneruskan sistem SG atau senat, Insya Allah akhir
desember ini keputusannya akan keluar. Dan saya yakin bahwa keputusan DIKTI
adalah SG” Tambah Iman Lesmana dengan penuh keyakinan.
Berkaitan dengan peran
partai politik di kampus UIN, Ketua umum PARMA menjelaskan bahwa partai politik
kampus merupakan wadah kondusif untuk mahasiswa dalam menyalurkan aspirasi
politiknya. Karena memang partai politik merupakan salah satu pilar dari
kehidupan demokrasi, sehingga belum ada wacana lain yang dapat menggantikan
eksistensi partai politik.
Dengan demikian, sebenarnya
sebagian besar mahasiswa sangat mendukung untuk tetap bersistem Student
Government, karena student government merupakan sistem yang sangat menjamin
kebebasan berpolitik bagi mahasiswa di kampus.
Untuk saat ini, kita
tunggu keputusan akhir desember nanti, apakah keputusan dari DIKTI itu
mengesahkan sistem SG atau tidak? Semoga
keputusan nanti bisa menjadi yang terbaik bagi kampus UIN tercinta. (Rina
Munawaroh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar