Kamis, 23 Juni 2011

MUSLIM NEGARAWAN SEBAGAI SOLUSI KEPEMIMPINAN BANGSA


Oleh : Ade Irfan Abdurrahman (Ketua Umum Kammi Uin Syahid 2011-2012)
Indonesia dikenal sebagai Negara besar di dunia dan memiliki potensi strategis secara geopolitik dan geoekonomi. Indonesia kaya dengan potensi demografi dan geografi, memiliki ribuan pulau dari sabang sampai merauke. Namun kekayaan alam  yang melimpah itu seakan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan rakyat. Mengekspor minyak mentah dan  mengimpor minyak bahan bakar jadi merupakan logika pragmatis yang sangat disayangkan, sehingga bangsa ini memiliki ketergantungan terhadap harga minyak dunia, maka sangat disayangkan ketika beberapa kali Bahan Bakar Minyak (BBM) dinaikan di era reformasi, sejak zaman pemerintahan Gus Dur, Megawati, hingga SBY.
Dalam dua dekade terakhir ini Indonesia dihadapkan kepada krisis kepemimpinan hal ini ditandai dengan hilangnya sosok pemimpin yang kharismatik, pemimpin yang dapat memimpin umat, SBY hanyalah sosok pemimpin yang kuat dalam pencitraan tetapi sangat rapuh dalam pengambilan keputusan, tidak punya sikap yang tegas, mudah di intervensi dan seringkali memberikan jawaban dengan equevokal communication, komunikasi yang dibuat tidak jelas dengan tujuan untuk mengalihkan issue sehingga yang terjadi bukanlah solusi melainkan suasana yang bertambah rumit karena penafsiran yang berbeda.
Untuk itu KAMMI yang berdiri pada masa transisi reformasi mempunyai visi menjadi wadah perjuangan permanen dalam mencetak pemimpin masa depan yang tangguh dalam rangka mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia. Dalam risalah kaderisasi manhaj 1427 H yang dirumuskankan oleh tim kaderisasi KAMMI pusat, ada beberapa poin penting yang menjadi titik tekan dalam mendesain kader KAMMI. Point penting tersebut adalah KAMMI mampu menciptakan kader yang berorientasi pada profil muslim negarawan. Negarawan dalam kamus besar bahasa Indonesia: orang yang ahli dalam kenegaraan atau sebuah pemerintahan, pemimpin politik yang secara taat asas menyusun kebijakan Negara dengan kebijaksanaan dan kewibawaan.
 Profil muslim negarawan dalam definisi risalah tersebut adalah kader KAMMI yang memiliki basis ideologi Islam yang mengakar, basis pengetahuan dan pemikiran yang mapan, idealis dan konsisten, berkontribusi pada pemecahan problematika umat dan bangsa, serta mampu menjadi perekat komponen bangsa pada upaya perbaikan.
Ada tiga hal yang merupakan syarat utama munculnya sosok Muslim Negarawan yang memiliki keberpihakan pada kebenaran dan terlatih dalam proses perjuangannya diantaranya adalah mereka yang terlahir dari gerakan Islam yang tertata rapi (quwwah al-munashomat), semangat keimanan yang kuat (ghirah qawiyah) dan kompetensi yang tajam.
Untuk lebuh mengenal dan mengetahui sosok muslim negarawan yang akan menjadi calon pemimpin masa depan, setiraknya ada 5 Ciri Muslim Negarawan yang dapat diketahui:
1.      Penanaman agama yang mendalam
Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia.merupakan visi KAMMI dalam mewujudkan misi menjadikan masyarakat Islami di Indonesia. Keislaman, keimanan dan ketaqwaan merupakan modal utama seorang pemimpin dalam setiap aktifitasnya. sehingga menjadikannya selalu berada dalam bingkai ketundukan pada Allah swt semata. Seorang pemimpin yang mempunyai pondasi agama yang kuat akan mempunyai karakteristik kepemimpinan Islam yang kuat pula, pemimpin harus senantiasa menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai standarisasi dalam menjalankan amanah kepemimpinannya.
Sebagai mana yang telah di ajarkan oleh Rasulullah pada periode makkah, dimana dalam masa awal dakwah Rasulullah SAW hal pertama yang menjadi concern Rasul adalah persoalan akidah. Kemurnian akidah merupakan basic manusia dalam menjalani kehidupannya. Akidah yang benar (salimul akidah) akan menghasilkan sosok seorang pemimpin yang amanah dalam menjalankan roda-roda kepemimpinannya, salimul akidah akan menjadi tameng bagi hegemoni budaya kapitalisme dan hedonism yang sudah akrab dengan kehidupan masyarakat saat ini.
2.      Ideologi yang mengakar dan konsistensi dalam Islam

Seorang pemimpin harus mewakili ideologi sebagian warganya, dan Islam adalah ideologi mayoritas warga Indonesia, untuk itu pemahaman dan konsistensi yang mendalam terhadap Islam menjadi sangat diperlukan saat seseorang akan menjadi pemimpin Indonesia, karena warga muslim Indonesia adalah bagian dari umat yang menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk mejaga akidahnya dari serangan-serangan ghazwul fikri yang gencar menerpa umat. Kapitalisme, sekularisasi, gaya hidup hedonis, adalah bagian ghazwul fikri yang harus diwaspadai.

Indonesia dewasa ini membutuhkan sosok pemimpin yang  memiliki basis ideologi Islam yang mengakar, yang akan membawanya kepada konsistensi dalam beribadah kepada Allah SWT, berusaha menegakan syariahnya sesuai tuntutan Al-qur’an dan As-sunnah yang menjadi pedoman dalam setiaf nafas kehidupannya.  
 
3.      Ilmu yang luas dan pemikiran yang mapan

Dalam hal kelilmuan seorang pemimpin harus lebih baik dari pada rakyatnya, karena seorang pemimpin akan dihadapkan kepada permasalahan-permasalahan umat yang kompleks.

Seorang Muslim Negarawan merupakan orang yang selalu menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik yang dimilikinya, sehingga ketika  dihadapkan terhadap suatu perkara baik nasional ataupun internasional, seorang muslim negarawan dapat mengatasinya dengan pertimbangan yang baik.

4.      Terlibat langsung dalam pemecahan masalah umat dan bangsa

Seorang muslim negarawan adalah orang yang harus terlibat langsung dalam pemecahan masalah umat, seorang pemimpin dinilai dari track record pemecahan masalahnya, semakin baik pemimpin dalam memecahkan masalah, maka semakin pemimpin tersebut di cintai oleh rakyatnya.

Seorang Muslim Negarawan harus bisa memecahkan masalah-masalah umat sehingga berdampak pada pencerahan dan peningkatan  kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani, madani, adil, dan sejahtera.


5.      Menjadi perekat berbagai komponen demi kemajuan bangsa

Seorang pemimpin harus berkontribusi pada pemecahan problematika umat dan bangsa. Karena  Proses konsolidasi demokrasi yang berlangsung pasca reformasi 98,  masih menyisakan pekerjaan rumah yang panjang, karena hingga saat ini Indonesia mashi dipenuhi dengan hiruk pikuk politik yang tak henti,  serta hegemoni pihak asing yang semakin berkembang di Indonesia. Tarik menarik kepentingan dan saling sandera, menjadi drama para politisi dan pemimpin negeri. Akhirnya, kepentingan umat dan bangsa terdeviasi ke sudut yang sangat curam. Antara rakyat dan pemimpin terjadi kesenjangan yang jauh.
Kehadiran Muslim Negarawan, yang mengutamakan kepentingan umat dan bangsa di atas kepentingan pribadi menjadi keniscayaan yang dinantikan. Bahwa jabatan adalah pelayanan, merupakan prinsip dan landasan moral sekaligus ethic politik.

Dengan ini seorang Muslim Negarawan dapat menjadi pelopor dan pemelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama antar umat beragama dalam menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan kebangsaan, hal seperti ini diperlukan dalam menjaga kesatuan bangsa Indonesia dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar ma`ruf nahi munkar).

Bagaimana jika seorang muslim negarawan yang menjadi dasar pemerintahan di Indonesia Dengan melahirkan seorang pemimpin yang mempunyai pemahaman agama yang mendalam, mempunyai idealisme seorang muslim yang kuat dan konsisten, ilmu yang luas dan pemikiran yang matang, mampu menjadi perekat berbagai komponen dan yang pasti terlibat langsung dalam pemecahan masalah umat di Indonesia.
Akhirnya semoga PR reformasi yang hingga saat ini belum terrealisasikan dapat segera menjadi kenyataan. Pengentasan kemiskinan kesejahteraan rakyat,  penegakan hukum yang adil dan tanpa pandang bulu, harus menjadi concern pemimpin bangsa kedepan. Wallahu’alam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar